Home Inspirasi dan Kisah Islami Mengapa Suami Sering Minta Jima? Ini 5 Alasannya dari Sisi Syariat

Mengapa Suami Sering Minta Jima? Ini 5 Alasannya dari Sisi Syariat

by admin
0 comments

Pertanyaan seperti, “Kenapa suami sering minta jima kepada istri?” tidak jarang muncul dari hati yang lelah, bingung, atau ingin memahami lebih dalam tentang dinamika pernikahan. Untuk menjawabnya secara adil dan bijak, kita perlu meninjau dari tiga sisi penting: biologis, emosional, dan spiritual karena hubungan suami istri bukan hanya urusan fisik, tapi juga bagian dari ibadah dan komunikasi cinta dalam Islam.

5 Alasan Mengapa Suami Sering Minta Jima

1. Karena Dorongan Biologis Laki-Laki Lebih Stabil dan Tinggi

Secara alami, hormon testosteron pada pria membuat dorongan seksual mereka cenderung lebih kuat dan konsisten. Ini adalah bagian dari fitrah yang Allah ciptakan, dan tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan dasar laki-laki.

Dorongan ini bukan tanda kelemahan atau ketamakan, tapi bagian dari sistem tubuh yang normal. Maka tak heran jika seorang suami sering menginginkan hubungan intim. Dalam Islam pun, kebutuhan biologis ini diakui dan disalurkan secara halal melalui pernikahan. Maka memahami sisi biologis ini penting agar tidak muncul prasangka negatif dari pihak istri.

2. Karena Jima Adalah Cara Suami Mengekspresikan Cinta

Bagi banyak laki-laki, jima bukan sekadar kebutuhan fisik, tapi juga salah satu bentuk paling dalam dari ekspresi cinta dan koneksi emosional. Ketika seorang suami mengajak istri berhubungan, sering kali itu adalah caranya menunjukkan kasih sayang, menghilangkan jarak emosional, dan mencari kenyamanan batin.

Beberapa pria bahkan merasa dihargai dan dicintai ketika istri merespons kebutuhan tersebut dengan lembut dan penuh perhatian. Ini bukan hanya interaksi fisik, tapi juga cara menjaga kehangatan rumah tangga dan memperkuat ikatan jiwa antara suami dan istri.

3. Karena Pria Mudah Terangsang Secara Visual

Secara fitrah, laki-laki cenderung lebih responsif terhadap rangsangan visual. Ketika mereka melihat istri tampil menarik, bersikap manja, atau menunjukkan perhatian fisik, hal itu bisa memicu gairah dengan cepat. Ini adalah hal yang alami dan tidak salah, selama disalurkan dalam ikatan pernikahan.

Baca Juga  Apa Saja Makanan yang Tidak Aman untuk Bayi? Simak Penjelasannya

Mengetahui bahwa suami mudah terpicu secara visual bisa menjadi pemahaman penting bagi istri, agar tidak selalu menganggap permintaan jima sebagai bentuk egoisme, tetapi sebagai bentuk respon naluriah terhadap ketertarikan dan cinta.

Baca Juga : 5 Ucapan yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Suami kepada Istri Soal Keuangan Keluarga

4. Karena Jima Adalah Penyaluran yang Halal dan Ibadah

Dalam pandangan Islam, jima bukan hanya kebutuhan biologis, melainkan juga bagian dari ibadah yang memiliki pahala. Rasulullah ﷺ bahkan menyatakan bahwa dalam hubungan suami istri terdapat sedekah.

Allah telah menghalalkan hubungan ini dalam pernikahan sebagai bentuk penjagaan dari zina dan maksiat. Maka istri adalah satu-satunya tempat halal bagi suami untuk menyalurkan hasrat yang fitrah itu.

“Istri itu ladang bagi suaminya, maka datangilah ladangmu itu kapan saja kamu kehendaki…”
(QS. Al-Baqarah: 223)

Menunaikan kebutuhan ini secara halal bukan hanya mencegah dosa, tetapi juga menguatkan ikatan batin dan menjaga keharmonisan rumah tangga.

5. Bisa Jadi Tanda Stres atau Masalah Emosional

Walau keinginan berjima adalah hal normal, namun jika frekuensinya terasa berlebihan dan melelahkan, bisa jadi ini sinyal bahwa ada sesuatu yang lebih dalam sedang terjadi. Misalnya:

  • Suami sedang menghadapi stres berat dan mencari pelarian melalui kedekatan fisik

  • Ada kebutuhan emosional yang belum terucapkan

  • Atau memang ada dorongan biologis yang lebih tinggi dari rata-rata

Dalam kondisi seperti ini, komunikasi yang lembut dan terbuka sangat penting. Islam mendorong pasangan suami istri untuk saling memahami, bukan menuntut secara sepihak. Maka saat istri merasa kewalahan, tidak ada salahnya mengajak suami bicara dengan tenang, mencari titik tengah, dan menyusun pola hubungan yang sehat untuk keduanya.

Baca Juga  Bagaimana Jika Masih Belum Bisa Shalat di Usia 25 Tahun?

Setiap rumah tangga punya dinamika yang berbeda. Tetapi memahami mengapa suami sering minta jima dari sisi syariat akan membantu istri menyikapinya dengan bijak, bukan dengan prasangka. Hubungan suami istri dalam Islam adalah tempat untuk saling melengkapi, bukan membebani.

Ketika kita saling memahami kebutuhan, saling memberi tanpa pamrih, dan saling menjaga diri dari yang haram, maka jima menjadi sumber pahala, kebahagiaan, dan ketenangan jiwa. Semoga Allah menjadikan hubungan kita dengan pasangan sebagai jalan menuju surga-Nya.

You may also like

Leave a Comment