Home News 7 Negara Paling Tidak Bersih di Dunia, Ini Penyebabnya!

7 Negara Paling Tidak Bersih di Dunia, Ini Penyebabnya!

by admin
0 comments

Negara paling tidak bersih di dunia seringkali menghadapi krisis lingkungan serius yang berdampak langsung pada kesehatan penduduk dan masa depan bumi. Berdasarkan data dari WHO, IQAir, dan EPI, berikut ini 7 negara yang dinilai memiliki tingkat pencemaran tertinggi di dunia.

Daftar 7 Negara Paling Tidak Bersih di Dunia

Kebersihan lingkungan menjadi tolok ukur penting dalam menilai kualitas hidup suatu negara. Sayangnya, masih banyak negara yang belum mampu mengelola udara, tanah, dan air secara optimal. Berdasarkan data dari IQAir 2024, WHO, dan Yale Environmental Performance Index (EPI), berikut ini adalah daftar 7 negara paling tidak bersih di dunia beserta penyebab utamanya.

1. Bangladesh

Negara dengan polusi udara tertinggi di dunia.

Menurut laporan IQAir 2024, Bangladesh kembali menduduki peringkat teratas negara dengan konsentrasi PM2.5 tertinggi partikel udara berbahaya yang bisa menembus sistem pernapasan manusia.

Penyebab utama:

  • Kepadatan penduduk dan urbanisasi ekstrem

  • Industri tekstil tanpa regulasi lingkungan

  • Ketergantungan pada batu bara dan bahan bakar padat

Dampak:
Meningkatnya kasus penyakit paru-paru dan kematian dini akibat paparan udara tercemar.

2. Pakistan

Polusi meningkat, limbah tak terkendali.

Kota-kota seperti Lahore menjadi langganan daftar kota paling tercemar di dunia. Kualitas udara yang buruk diperparah dengan minimnya pengelolaan sampah dan air limbah.

Penyebab utama:

  • Emisi kendaraan tua tanpa filter

  • Pembakaran sampah terbuka

  • Penggundulan hutan besar-besaran

Dampak:
Kesehatan warga menurun drastis, krisis air bersih pun semakin parah.

3. India

Tantangan besar di negara dengan populasi miliaran.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia, India menghadapi krisis lingkungan serius khususnya dalam hal pengelolaan sampah dan kualitas udara. Kota-kota besar seperti Delhi dan Kanpur hampir setiap tahun menempati posisi teratas sebagai kota dengan polusi udara tertinggi.

Baca Juga  Negara dengan Ketahanan Pangan Terbaik: 5 Negara yang Tak Pernah Kekurangan Stok

Penyebab utama:

  • Pembakaran biomassa dan limbah pertanian secara masif

  • Padatnya lalu lintas kendaraan bermotor

  • Ketergantungan terhadap industri batu bara

Dampak:
Peningkatan penyakit jantung dan paru-paru, terutama pada anak-anak dan lansia, serta kualitas hidup urban yang makin memburuk.

4. Chad

Kualitas udara terburuk di Afrika Tengah.

Meski penduduknya tak sebanyak negara Asia, Chad termasuk salah satu negara paling tidak bersih menurut data WHO. Infrastruktur dasar seperti sanitasi dan energi bersih hampir tidak tersedia secara merata.

Penyebab utama:

  • Minimnya akses terhadap sanitasi dan air bersih

  • Pembakaran kayu dan arang sebagai sumber energi rumah tangga

  • Perubahan iklim yang memperparah kekeringan dan desertifikasi

Dampak:
Risiko tinggi penyakit pernapasan, kematian anak-anak akibat infeksi, dan angka harapan hidup yang sangat rendah.

6. Indonesia

Kebakaran Hutan dan Limbah Kota Besar

Dalam laporan EPI 2024, Indonesia menempati posisi yang mengkhawatirkan. Selain polusi di kota besar, kabut asap dari kebakaran hutan memperparah kondisi udara Asia Tenggara.

Penyebab utama:

  • Pembakaran lahan sawit

  • Sistem pengelolaan limbah yang buruk

  • Pencemaran sungai dari limbah industri

Dampak: Pencemaran lintas negara, krisis air, dan kerusakan biodiversitas.

Baca Juga : Mahasiswa Pro-Palestina Universitas Melbourne Terancam Dikeluarkan Usai Ikut Aksi

7. Nigeria

Sanitasi Buruk di Negara Terpadat Afrika

Nigeria menghadapi tantangan berat dalam mengelola limbah elektronik, sampah rumah tangga, dan polusi udara.

Penyebab utama:

  • Urbanisasi tanpa sistem sanitasi memadai

  • Pemakaian generator diesel skala besar

  • Penumpukan sampah di kota seperti Lagos

Dampak: Meningkatnya penyakit akibat udara kotor dan buruknya kebersihan lingkungan.

Tingginya tingkat pencemaran di negara-negara ini bukan sekadar isu lokal, melainkan krisis global. Pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat harus berkolaborasi membangun kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan dan lingkungan bersih.

You may also like

Leave a Comment