Islam mengajarkan beberapa adab dalam berjima yang menjadikannya bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga bentuk ibadah. Dengan mengikuti adab-adab jima yang disunnahkan, pasangan suami istri dapat menjadikan hubungan tersebut lebih bermakna dan diberkahi oleh Allah SWT.
Di antara adab-adab jima yang disunnahkan dalam Islam adalah:
ย Berikutย 7 Adab Jima Dalam Islam :ย
1. Berdoa Sebelum Jima
Disunnahkan bagi pasangan suami istri untuk membaca basmalah atau melakukan tasmiyah sebelum memulai jima. Membaca doa ini menunjukkan bahwa hubungan suami istri adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT, dan memohon perlindungan dari gangguan setan dalam aktivitas tersebut. Dengan berdoa, pasangan juga berharap agar keturunan yang dihasilkan dari hubungan tersebut diberkahi dan terlindung.
Dalil yang menjadi dasar disunnahkannya membaca basmalah sebelum melakukan jima terdapat dalam firman Allah SWT:
ููุณูุขุคูููู ู ุญูุฑูุซู ูููููู ู ููุฃูุชููุงู ุญูุฑูุซูููู ู ุฃููููู ุดูุฆูุชูู ู ููููุฏููู ููุงู ูุฃููููุณูููู ู ููุงุชูููููุงู ุงููููู ููุงุนูููู ููุงู ุฃููููููู ู ูููุงูููููู ููุจูุดููุฑู ุงููู ูุคูู ูููููู
โIstri-istrimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.โ (QS. Al-Baqarah: 223)
Bagian ayat โููููุฏููู ููุงู ูุฃููููุณูููู ูโ yang diterjemahkan sebagai โdan kerjakanlah untuk dirimuโ menjadi dalil untuk membaca tasmiyah sebelum memulai jima. Menurut penafsiran sahabat Nabi, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ungkapan ini menunjukkan pentingnya membaca basmalah sebelum berjima, seperti dijelaskan dalam Tafsir Al-Jamiโ li Ahkamil Quran. Penafsiran ini juga didukung oleh Athaโ.
Selain membaca basmalah, Rasulullah ๏ทบ menganjurkan doa khusus sebelum jima untuk memohon perlindungan dari setan. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
ูููู ุฃูููู ุฃูุญูุฏูููู ู ุฅูุฐูุง ุฃูุฑูุงุฏู ุฃููู ููุฃูุชููู ุฃููููููู ููุงู : ุจูุณูู ู ุงูููููู ุงููููููู ูู ุฌููููุจูููุง ุงูุดููููุทูุงูู ููุฌููููุจู ุงูุดููููุทูุงูู ู ูุง ุฑูุฒูููุชูููุงุ ููุฅูููููู ุฅููู ููููุฏููุฑู ุจูููููููู ูุง ููููุฏู ููู ุฐููููู ููู ู ููุถูุฑูููู ุดูููุทูุงูู ุฃูุจูุฏูุง
โSeandainya salah seorang kalian ketika akan mendatangi istrinya (berjimaโ) mengucapkan: โDengan nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkan setan dari apa yang Engkau berikan kami dari rizki,โ maka jika dari hubungan itu Allah takdirkan seorang anak, setan tidak akan dapat membahayakan anak tersebut selamanya.โ (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan membaca doa ini, hubungan suami istri tidak hanya menjadi ibadah tetapi juga membawa keberkahan dan perlindungan bagi keturunan yang dihasilkan.
2. Tidak Menghadap Kiblat saat Jima
Para ulama menyarankan agar, sebagai bentuk penghormatan terhadap Kaโbah, pasangan suami istri sebaiknya tidak melakukan jima dengan posisi menghadap atau membelakangi kiblat. Anjuran ini tercantum dalam beberapa kitab klasik, seperti Al-Majmuโ Syarah Al-Muhadzdzab, Jawahirul Iklil, Al-Mughni, Kasysyaf Al-Qinaโ, dan Ihyaโ Ulumuddin, yang menekankan pentingnya menjaga adab terhadap kiblat bahkan dalam situasi pribadi.
Dasar dari anjuran ini adalah qiyas (analogi) antara jima dan buang air, yang juga dianjurkan untuk dilakukan tanpa menghadap atau membelakangi kiblat. Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ๏ทบ bersabda:
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุนููู ุฑูุณูููู ุงููู ููุงูู : ุฅูุฐูุง ุฌูููุณู ุฃูุญูุฏูููู ู ููุญูุงุฌูุชููู ูููุงู ููุณูุชูููุจููู ุงูููุจูููุฉู ูููุงู ููุณูุชูุฏูุจูุฑูููุง
“Bila salah seorang dari kalian berada di tempat buang air, janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis lain dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu menekankan hal yang sama:
ุนูู ุฃุจูู ุฃูููููุจู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ูุง ุชูุณูุชูููุจููููุง ุงูููููุจูููุฉู ุจูุบูุงุฆูุทู ูููุง ุจููููู ูููููููู ุดูุฑูููููุง ุฃููู ุบูุฑููุจููุง
“Janganlah menghadap kiblat saat buang air besar atau kecil, tetapi menghadaplah ke Timur atau Barat.” (HR. Sabโah)
Anjuran untuk tidak menghadap kiblat saat jima adalah bentuk adab tambahan yang diajarkan oleh para ulama agar tetap menghormati arah kiblat dalam segala situasi.
3. Memulai Jima dengan Percumbuan Terlebih Dahulu
Syariat Islam menganjurkan agar hubungan jima tidak dilakukan secara langsung, melainkan diawali dengan percumbuan atau mulaโabah, seperti mencium dan sentuhan-sentuhan. Hal ini bertujuan untuk membangun kedekatan emosional dan kenyamanan antara suami dan istri. Walaupun tidak ada hadis yang sahih secara spesifik tentang hal ini, terdapat hadis dhaif yang berbunyi:
ููููู ุฑูุณููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุนููู ุงููู ูููุงููุนูุฉู ููุจูู ุงููู ููุงูุนูุจูุฉู
โRasulullah ๏ทบ melarang melakukan jima sebelum mulaโabah.โ
Secara bahasa, mulaโabah berasal dari kata laโiba โ yalโabu (ูุนุจ ููุนุจ), yang berarti “bermain-main.” Dalam konteks hubungan suami istri, istilah ini merujuk pada foreplay atau pemanasan sebelum hubungan intim.
4. Tidak Menyelesaikan Jima Sendirian
Sangat dianjurkan bagi pasangan suami istri untuk mencapai puncak kenikmatan bersama saat melakukan jima, atau setidaknya tidak mengakhiri hubungan sampai pasangannya juga terpuaskan. Anjuran ini dijelaskan dalam sebuah hadis Nabi ๏ทบ:
ุฅูุฐูุง ุฌูุงู ูุนู ุฃูุญูุฏูููู ู ุฃููููููู ููููููุตูุฏูููููุงุ ุซูู ูู ุฅูุฐูุง ููุถูู ุญูุงุฌูุชููู ููุจูู ุฃููู ุชูููุถููู ุญูุงุฌูุชูููุง ูููุงู ููุนูุฌูููููุง ุญูุชููู ุชูููุถููู ุญูุงุฌูุชูููุง
โBila salah seorang dari kalian melakukan jima dengan istrinya, maka lakukan dengan sungguh-sungguh. Bila sudah terpuaskan hajatnya namun istrinya belum mendapatkannya, maka jangan tergesa-gesa untuk mengakhirinya sampai istrinya juga mendapatkan kepuasannya.โ (HR. Ahmad)
Anjuran ini menekankan pentingnya memperhatikan kepuasan pasangan dalam hubungan suami istri sebagai bentuk kasih sayang dan penghormatan terhadap pasangan.
5. Memakai Penutup saat Jima
Sebagian ulama menganjurkan agar pasangan suami istri menggunakan penutup, seperti selimut atau kain, saat melakukan jima, dan tidak telanjang sepenuhnya. Anjuran ini berdasarkan sebuah hadis dhaif:
ุฅูุฐูุง ุฃูุชูู ุฃูุญูุฏูููู ู ุฃููููููู ููููููุณูุชูุชูุฑู ูููุงู ููุชูุฌูุฑููุฏูุง ุชูุฌูุฑููุฏู ุงููุนูููุฑููููู
โBila salah seorang dari kalian mendatangi istrinya (melakukan jima), maka gunakan penutup dan janganlah keduanya telanjang bulat.โ (HR. Ibnu Majah)
Namun, beberapa ulama, termasuk Ibnu Al-Qasim dalam Kitab Adz-Dzakhirah, berpendapat tidak ada keharusan memakai penutup selama jima, karena hadis yang mendasarinya adalah dhaif dan tidak kuat sebagai dalil hukum.
6. Tidak Banyak Bicara dan Tidak Berisik
Suami istri dianjurkan untuk menjaga ketenangan saat melakukan jima, termasuk tidak berbicara terlalu banyak dan tidak membuat suara yang mengganggu. Dimakruhkan jika suara mereka terdengar oleh orang lain, kecuali bayi yang masih kecil dan belum mengerti. Meskipun pasangan mungkin tidak merasa terganggu, menjaga ketenangan tetap dianjurkan sebagai bentuk kesopanan.
Pendapat ini didukung oleh ulama Asy-Syafiโi dan Al-Hanabilah.
7. Mencuci Kemaluan dan Berwudhu Jika Ingin Mengulangi
Jika pasangan suami istri ingin mengulangi jima setelah selesai, disarankan untuk mencuci kemaluan dan berwudhu terlebih dahulu. Hal ini dianjurkan dalam hadis Rasulullah ๏ทบ:
ุฅูุฐูุง ุฃูุชูู ุฃูุญูุฏูููู ู ุฃููููููู ุซูู ูู ุฃูุฑูุงุฏู ุฃููู ููุนููุฏู ููููููุชูููุถููุฃู
โBila salah seorang dari kalian mendatangi istrinya (melakukan jima) dan ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah dia berwudhu.โ (HR. Muslim)
Dengan melakukan wudhu, pasangan dapat menjaga kebersihan dan kesucian sebelum melanjutkan kembali.
Bahkan, jika ingin lebih afdhal, pasangan dianjurkan untuk mandi janabah sebelum mengulangi jima, meskipun ini bukan kewajiban atau syarat. Rasulullah ๏ทบ pernah menggilir istri-istrinya dengan hanya satu kali mandi janabah, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:
ููุนููู ุฃูููุณู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ุฃูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู ููุทูููู ุนูููู ููุณูุงุฆููู ุจูุบูุณููู ููุงุญูุฏู
โDari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ๏ทบ pernah menggilir para istrinya dengan satu kali mandi janabah.โ (HR. Muslim)
Namun, jika seseorang ingin mendapatkan keutamaan yang lebih, tidak ada salahnya untuk mandi janabah setiap kali selesai jima dengan salah satu istrinya. Rasulullah ๏ทบ sendiri juga pernah melakukannya. Dalam sebuah hadis dari Abu Rafiโ radhiyallahu ‘anhu, disebutkan:
ุนููู ุฃูุจูู ุฑูุงููุนู ู ูููููู ุฑูุณููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู : ุฃูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุทูุงูู ุฐูุงุชู ููููู ู ุนูููู ููุณูุงุฆููู ููุบูุชูุณูู ุนูููุฏู ููุฐููู ููุนูููุฏู ููุฐููู . ููููููุชู ูููู : ููุง ุฑูุณููู ุงูููููู ! ุฃููุงู ุชูุฌูุนููููู ุบูุณููุงู ููุงุญูุฏูุง ุ ููุงู : ููุฐูุง ุฃูุฒูููู ููุฃูุทูููุจู ููุฃูุทูููุฑู
โRasulullah ๏ทบ pernah menggilir para istrinya pada suatu hari, setiap selesai dengan satu beliau mandi. Aku bertanya, โYa Rasulullah ๏ทบ, tidak cukupkah mandi sekali saja?โ Beliau menjawab, โIni lebih bersih, lebih baik, dan lebih suci.โโ (HR. Abu Dawud)
Anjuran ini menunjukkan bahwa mandi janabah setelah setiap jima lebih afdhal, karena menjaga kebersihan dan kesucian adalah bagian dari sunnah Rasulullah ๏ทบ.